BAB I
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang
Segala Puji Bagi Allah yang telah mengutus Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dengan membawa syari'at yang sempurna dan agama yang murni, yakni agama Islam
serta menghiasi atas kerasulannya dengan berbagai mu'jizat dan lagi diperkuat para sahabatnya yang pemberani dan mendapat hidayah.
Segala Puji Bagi Allah yang telah mengutus Junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dengan membawa syari'at yang sempurna dan agama yang murni, yakni agama Islam
serta menghiasi atas kerasulannya dengan berbagai mu'jizat dan lagi diperkuat para sahabatnya yang pemberani dan mendapat hidayah.
Dan Allah memberi keistimewaan kepada siapa yang
dikehendaki dan pengikut-pengikut agamaNya Dinaikan ketingkat 'ilmu ma'rifat dan haqiqot serta memberi siraman
lautan ilmu lathifah serta pelita ilmu Ketuhanan.
Lantaran itu, mereka jadi juru petunjuk umat dan
perintis kejalan Allah yang maha Agung lagi Maha Mengetahui, Mengajak hamba Allah lewat dijalan setinggi-tingginya jalan yang lurus.
Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat dan salamnya kepada junjungan NAbi Muhammad SAW.
Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat dan salamnya kepada junjungan NAbi Muhammad SAW.
Dan para sahabatnya serta orang orang yang mengikuti
agama islam dan semoga Allah memberikan Taufiq kepada kita untuk memperoleh Hidayah melalui petunjuk-petunjuk beliau,
mengikuti amalan-amalanNya. Serta mendapatkan pembagian
nur (cahaya) dari orang-orang tersebut agar dapat menghilangkan Kegelapan
kebodohan, selagi manaqibnya orang-orang tersebut masih harum semerbak, berkumandang
didengar, lestari
Dawuh dawuh kebenaran riwayat keutamaanya, yang demikian itu akan membangkitkan semangat ta'at dan kebaktian kepada Allah.
Dawuh dawuh kebenaran riwayat keutamaanya, yang demikian itu akan membangkitkan semangat ta'at dan kebaktian kepada Allah.
Adapun setelah itu semua: Maka berkatalah orang yang
membutuhkan kemurahan Dzat yang Maha Mulia dan MahaPenyelamat, yakni Syaikh Ja'far bin Hasan bin 'Abdil Karim Al
Barzanjiyyu,: Kitab manakib ini hanya merupakan bagian kecil penjelasan perilaku wali Quthub yang bisa memberi
pertolongan; sebagai perantara agar terkabul tujuannya, pimpinan para wali arif
billah, Imam para 'ulama' berjalan dijalan Allah untuk meraih lautan haqiqot,
yaitu Sayyid yang mulia, dirinya
dijadikan sandaran yang amat indah, keturunan bangsawan yang memiliki derajat
yang tinggi memiliki perkumpulan majlis
yang besar, yaitu sayyid yang besar, yaitu Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani,
Semoga Allah Yang Maha kuat lagi Sempurna
menyampaikan Syaikh ke surga yang dekat kepada Allah dan berhasil harapannya.
Kitab manakib ini bagaikan untaian yang dirangkum dari
berbagai intan permata berisi fatwa-fatwa dan amalan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani agar dapat dijadikan perhiasan yang
diperdengarkan kepada yang hadir pada saat dibacakan dalam amalan-amalan yang
penting dan para peringatan-peringatan ulang tahun wafatnya Syakih Abdul Qadir
Al-Jailani.
Kitab manaqib ini kami ambilkan dari keterangan para
'ulama ahli Thoriqoh dan para 'ulama yang mempunyai keyakinan yang mantap, kecintaanya kokoh kepada Kanjeng Syaikh Abdul Qodir
Al-Jiilani seperti waliyullah Syaikh Abdul Wahan As-Sya'roni yang sudah
terbukti keberuntungannya dan waliyullah Syaikh sirojid Dimisqiy penyusun kitab
Nitajul arwah. Karena didorong rasa cinta.
kami sebar luaskan manaqib para wali yang telah mencapai tingkat kesempurnaan
amalnya, juga menyebarkan manaqib para wali yang terpilih, serta mengharapkan
turunya rahmat yang melimpah dan barokah yang banyak. karena dengan
menyebut-nyebut hal ihwal para 'ulama, waliyullah tersebut, menyebabkan
terbukanya
barokah dari pintu langit yang tertinggi, juga turunya mendung kemurahan dari Allah SWT.
barokah dari pintu langit yang tertinggi, juga turunya mendung kemurahan dari Allah SWT.
Dan aku lepaskan/sampaikan dengan perantara keluarga
yanag mendapat ridho serta meminta pertolongan dengan segala kerahasiaaNya. maka keraskan/semarakkan dengan dzkir. orang-orang
yang mengharap dzikir pembaca sampai Kepadanya dengan segala kabarnya dan saya
menamakan sebagai perak yang hina dalam mengingat/berdzikir sebagaian dari
sifat (kebaikan) yang dimiliki Syaikh Abdul Qodir jailani Yang diridhoi Allah.
Maka kami katakan: bahwa kanjeng syaikh adalah menjadi
syaikhuts tsaqolain, yaitu syaikhnya jin dan manusia yang sempurna, juga wali
yang mempunyai kewaspadaan yang sempurna wusul kepada Allah dan mempunyai
kedudukan luhur lagi mulya serta mempunyai martabat yang tetap dan derajat yang
sempurna dan perilaku yang luhur serta kesempurnaan yang tinggi, juga menjadi
wali Qutub yang ahli ma'rifat kepada Allah, dan menjadi pemimpin pertolongan
penerangan hati, yaitu putra syaikh Abi Sholih Musa Janki Dausat.
Disebut juga : Janka dausat putranya Sayikh
"Abdillah bin Yahya Az Zahid bin Musa Al Juni bin Abdillah Al Mahdli bin
Al Hasan Almutsan bin Al Hasan As Sibthi bin 'Ali bin Abi Tholib. Dan putranya
Syarifah Fatimah Az Zahro' Putri dari junjungan kita Muhammad SAW yang menjadi
Rasul.
Nasab atu silsilah keturunan Sayikh Abdul Qodir Itu
bagaikan matahari di waktu duha, bagaikan siang untuk minculnya cahaya waktu
subuh.Silsilah keturunan Sayikh ini sudah melekat diwajah Nabi Adam as. Karena
itu malaikat langit diperintah sujid kepada Adam as. Juga nasab ini sudah
disanjung dalam kitabnya Allah, karenanya siapa yang sengaja ingkar silsilahnya
akan terkalahkan dalilnya.
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI,
WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(Ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada
kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau
titipkan kanjeng Syaikh)
BAB II
Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dilahirkan
didusun Jilan, kota terpencil diluar kota
Tobaristan, pada Tanggal 1
Ramadhan 471 H. Pada waktu beliau masih
bayi, disiang hari bulan Ramadhan,beliau tidak mau menetek (menyusu), karena inayah dari Allah kepada beliau.
Dan ketika usianya mendekati balig, Kanjeng Syaikh
gemar mempelajari ilmu pengetahuan,
mengunjungi para ulama' yang mulia lagi berpengetahuan tinggi, dengan amalan-amalan
sholihnya mencapai derajat yang utama, maka kemajuannya dalam bidang ilmu dan amal-amal utama sangat maju bahkan ibarat lebih dari burung merak.
mengunjungi para ulama' yang mulia lagi berpengetahuan tinggi, dengan amalan-amalan
sholihnya mencapai derajat yang utama, maka kemajuannya dalam bidang ilmu dan amal-amal utama sangat maju bahkan ibarat lebih dari burung merak.
Kanjeng Sayikh ra. belajar ilmu fiqih kepada Sayikh
Abil Wafa Ali bin Aqil dan
kepada Sayikh Abil Khotob Al-Kalwadzani Mahfudh bin Ahmad Al-Jalil, dan Kepada
Syaikh AbilHhusaini Muhammad bin Al Qodli abi Ya'la, Juga kepada para ulama' yang nampak ilmunya luhur serta derajatnya yang mulia. Dibidang adab Kanjeng Syaikh belajar kepada Syaikh Abi Zakariya yahya bin Ali Ath-Tibrizi, Disitulah Kanjeng Syaikh mengunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengali berbagai hal yang bermanfaat dan berguna. Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at belajar ilmu thoriqoh kepada seorang Guru yang Mursid Arif billah, yaitu Syaikh Abil Khobirihammad bin Muslim ad Dabbas.
kepada Sayikh Abil Khotob Al-Kalwadzani Mahfudh bin Ahmad Al-Jalil, dan Kepada
Syaikh AbilHhusaini Muhammad bin Al Qodli abi Ya'la, Juga kepada para ulama' yang nampak ilmunya luhur serta derajatnya yang mulia. Dibidang adab Kanjeng Syaikh belajar kepada Syaikh Abi Zakariya yahya bin Ali Ath-Tibrizi, Disitulah Kanjeng Syaikh mengunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengali berbagai hal yang bermanfaat dan berguna. Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at belajar ilmu thoriqoh kepada seorang Guru yang Mursid Arif billah, yaitu Syaikh Abil Khobirihammad bin Muslim ad Dabbas.
Kemudian Kanjeng Syaikh meneruskan bi'at toriqohnya
kepada Syaikh Qodli Abi Sa'id al-Mubarok hingga mendapat ijin menjadi Syaikh
mursid yang adabiyahnya meniru mursyidnya yang sudah sempurnya dan tidak henti
hentinya terpeliharah dari inayah Allah, sehingga derajat kewalianya terus naik
ketingkat kesempurnaan, karena cita citanya yang luhur beliau dapat mengalahkan
sifat yang tercela dan nafsu syaithoniayah yang menyesatkan, juga cancut tali
wanda beliau meniggalkan apa yang menjadi kesenagannya dan hal hal yang
mubah(boleh), juga meningalkan keramaian dunia, pergi mengembara kehutan di Negeri Irak selama duapuluh lima tahun
sehingga tidak mengenal orang, bahkan banyak orang yang mencemooh dan tidak mau
memperdulikan, karena keluarga yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akan
diabaikan. pada permulaan beliau melakukan pengembaraan memang dirasakan banyak
menghadapi tantangan serta kehawatiran-kehawatiran, tetapi semua hambatan itu
dapat dihadapi dengan tabah dan tetap melanjutkan pengembaraan kehutan
belantara.
Pakaian yang dipakai jubah dari bulu, kepalanya ditutup
sobekan kain, berjalan tanpa sandal, melalui tempat-tempat berduri
ditanah-tanah terjal, yang demikian itu karena beliau tidak menemukan sandal
makananya buah buahan yang masih dipohon, sayur yang sudah dibuang daun daun
rerumputan yang berada ditepi-tepi sungai, bahkan lebih banyak tidur dan tidak
minum.
Pernah berhari hari tidak makan apapun, Tiba-tiba dijumpai seseorang yang kemudian menberinya sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang dirham sebagai penghargaan kepada beliau. kemudian diambil sebagian untuk membeli tepung, jenang dari kurma dan samin dan duduklah kanjeng Syaikh untuk menikmati makanan tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuh kertas yang jatuh , tulisanya berbunyi : Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hambaKu yang lemah, sebagai perantara untuk melaksanakan ta'at kepada Allah, sesungguhnya Hamba-hambaKu yang kuat, tentu tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun. seketika itu beliau meninggalkan makan, mengambil saputangan untuk membunkusnya dan ditinggalkannya lalu menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan kemudian meninggalkan tempat itu. atas kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga oleh Allah dan selalu dalam pertolonganNya.
Pernah berhari hari tidak makan apapun, Tiba-tiba dijumpai seseorang yang kemudian menberinya sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang dirham sebagai penghargaan kepada beliau. kemudian diambil sebagian untuk membeli tepung, jenang dari kurma dan samin dan duduklah kanjeng Syaikh untuk menikmati makanan tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuh kertas yang jatuh , tulisanya berbunyi : Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hambaKu yang lemah, sebagai perantara untuk melaksanakan ta'at kepada Allah, sesungguhnya Hamba-hambaKu yang kuat, tentu tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun. seketika itu beliau meninggalkan makan, mengambil saputangan untuk membunkusnya dan ditinggalkannya lalu menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan kemudian meninggalkan tempat itu. atas kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga oleh Allah dan selalu dalam pertolonganNya.
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI,
WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(Ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada
kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau
titipkan kanjeng Syaikh)
BAB III
(Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ra. pertama masuk
kota Irak ditemani Nabi Khidir 'alaihi afdlolush sholati wassalam. Dan beliau
belum mengenalnya yang kemudian Nabi Khidir memberikan persyaratan_persyaratan
yang tidak boleh sekali sekali menyimpang, karena penyimpangan akan menjadi
sebab perpisahan keduanya. maka Nabi Khidir berpesan kepada Syaikh : Duduklah
ditempat ini. maka duduklah kanjeng Syaikh ditempat yang disyaratkan sampai
tiga tahun yang setiap tahun sekali Nabi Khidir datang kesitu. Dan kemudian berpesan
lagi : Jangan sekali-kali meningalkan tempat ini, sampai aku datang lagi.)
(Pernah pada waktu riyadloh Kanjeng Syaikh tertidur di
emperan istana Raja Madani dimalamnya yang sangat dingin, tiba -tiba nimpi
mengeluarkan mani, seketika bangunlah beliau lalu pergi kesungai untuk mandi.
kemudiat tidur lagi dam mimpi yang sama. bangunlah beliau dan pergi ke sungai
mandi lagi, kejadian itu sampai empat puluh kali dalam semalam. Kemudian
Kanjeng Syaikh naik diatas pagar tembok emperan agar tidak tertidur lagi demi
menjaga kelanggengan suci dari hadats. Kebiasaan Kanjeng Syaikh bila berhadats
terus berwudhu lalu sholat sunnah dua raka'at sehingga senantiasa suci dan
tidak pernah menanggung hadats.)
(Tiada henti-hentinya Kanjeng Syaikh kesungguhannya
dalam menjaga wudhu, bahkan hal yang demikian itu menjadi kebiasaan sampai
ketingkat wusul kepada Allah SWT. nampak jelas pancaran nur kewaliaannya,
sehingga nampak juga diwajahnya cemerlang sifat keluhuran, menghindari segala
apa yang harus dihindari, bahkan pernah berpura pura bisu, gila, sampai
berkali-kali dibawa ke Kota Marostan untuk diobatkan yang demikian itu malah
membuat tersohor kewaliannya melebihi ulama' pada zamannya. Dibidang keilmuanya
dan amalanya, Zuhud dan ma'rifatnya ketokohan dan Fatwa-fatwanya dapat diterima
siapa saja yang mendengarkan sehingga nama baiknya tersebar dimanca negara
bagaikan peredaran surya.)
(Diceritakan : pernah pada suatu ketika seratus Ulama'
ahli Fiqih Bagdad berkumpul masing masing membawa masalah, kemudian
dikumpulkan, dan menghadap Kanjeng Syaikh perlu menguji kemampuannya, setelah
ulam' itu duduk dalam majlis, kanjeng syaikhpun menundukkan kepala, tiba-tiba
keluarlah cahaya bersinar dari dadanya menembus ke dada para Ulama itu, maka
hilanglah apa yang ada pada hati mereka, sampai pada Masalah-masalah yang sudah
matang dipersiapkan hilang begitu saja, para Ulama' tadi menjadi kebingungan,
gemetar dan seakan-akan tidak berdaya juga kesadarannya, menyobek-nyobek
pakaian dan membuka tutup kepalanya. Kemudian Kanjeng Syaikh naik kekursinya
seraya memberikan jawaban yang sudah tersimpan dari masing-masing Ulama
tersbut, setelah lengkap memberikan jawaban masalah masalah itu semua, para
Ulama tadi baru mengakui akan kelebihan Kanjeng Syaikh, lalu mereka tunduk.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. tiap-tiap hari mengajarkan
tiga belas 'ilmunya yaitu : Tafsir Al-Qur'an, Hadits, ilmu Khilaf, ilmu ushul
ya'ni Ushul Kalam/ Ushul Fiqih,ilmu Nahwu, ilmu Qiro'a/Fajwid, ilmu
qiro'a/Tajwid, ilmu huruf, ilmu arudl/qowaafi,ilmu ma'aani, ilmu badi', ilmu
bayan, ilmu manthig, dan ilmu tashouf/thoriqoh. beliau memberi fatwa mengikuti
madzhab Imam Syafi'i dan imam Hambali ra. Ulama Iraq kagum atas fatwa beliau,
sehingga terlontar ucapan dari mereka Maha Suci Allah yang memberikan kepadanya
ilmu yang begitu luas.)
(Pernah Kanjeng Syaikh diberi suatu masalah karena
semua Ulama' Bagdad tidak mampu menjawabnya, masalah itu adalah : ada seseorang
yang bersumpah kalau istrinya jadi ditalaq tiga. maka orang tadi harus
melakukan ibadah kepada Allah Ta'ala, yang ibadahnya tidak sedang dikerjakan
lain orang pada waktu itu. Bagaimana orang itu bisa selamat dari sumpahnya dan
ibadah apa yang harus ia kerjakan ? Maka Kanjeng Syaikh ra. menjawab seketika :
Agar orang tadi selamat dari sumpahnya, maka ia harus pergi ke Mekkah
Al-Mukaromah, menunggu sepinya orang melakukan thawaf, bila sudah sepi lalu
mengerjakan thowaf tujuh kali, dengan demikaian berarti telah lepas dari
sumpahnya dan tidak punya tanggungan apa-apa.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI,
WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(Ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada
kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau
titipkan kanjeng Syaikh)
BAB IV
(Adalah Kanjeng Syaikh berpakaian, pakaian Ulma Jubah
besar yaitu pakaian yang menutupi muka dan kepala, dan kendaraannya
bighol/keledai. Untuk menghormati tamu membuka kerudungnya dan waktu mengajar
beliau duduk dikursi yang tinggi agar bisa dilihat dan didengar, ucapanya
terang dan lantang.)
(Kadang-kadang Kanjeng Syaikh bagaikan berjalan
diangkasa kemudian kembali lagi kekursinya,hal itu disaksikan orang-orang
hadir, waktunya hanya diperuntukkan ta'at kepada Allah semata. Pembantu
dekatnya ya'ni Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Abdil Fatah Al-Harowi
Mengatakan : saya menjadi peladenya Syaikh Abdul Qodir ra. selama empat puluh
tahun, adalah beliau selama itu bila sholat subuh masih menggunakan wudhunya
sholat isya'. Kalau ber-hadats segera memperbaruhi wudhunya. kemudian
mengerjakan sholat sunnah dua rakaat.)
(Adalah Kanjeng Syaikh setelah sholat isya' masuk kamar
pribadi, tidak satupun orang dapat masuk dan membukanya, tidak akan keluar
sebelum terbit fajar.Raja Bagdad sudah berkali kali benar-benar ingin bertemu
dengan beliau pada malam hari, tidak juga bisa bertemu. Syaikh Abdul Fatah
berkata : pernah saya bermalam semalam dirumah beliau, maka say tahu beliau
sholat sunnah sebentar pada permulaan malam, kemudian berdzikir kepada Allah
sampai melewati sepertiga dari permulaan malam.)
(Kemudian beliau membaca asma A'dhom sembilan yaitu :
al-Muhiithu,Arrobbu, Asy-Syahiidu, Al-Hasibu, Al-Fa'aalu,
Al-Khollaaqu,Al-Kholiqu, Al-Bari-u, Al-Mushowwiru, dan naik keangkasa sampai
hilang dari pandanganku. Setelah kembali lagi kekamarnya, kemudian sholat
berdiri di atas kedua kaki serta membaca Al-Qur'an sampai habis waktu sepertiga
malam yang kedua. Adalah sholat beliau sujudnya sangat panjang, kemudian duduk
menghadapkan jiwanya kehadirat Allah, muroqobah kepadaNya sampai terbit fajar
dengan sopan dan merendah berdo'a kepada Allah sehingga beliau tertutup penuh
oleh cahaya terang, dengan nampak terang jelas, sehingga menyilaukan pandangan
mata sampai Kanjeng Syaikh tidak terlihat karena tertutup oleh Nur/Cahaya.)
(Syaikh Ibnu Abil Fatah juga berkata : kemudian saya
mendengar disampingnya ada yang mengucapkan salam Assalaamu'alaikum kemudian
Kanjeng Syaikh menjawabnya, keadaan demikian ini terjadi sampai Kanjeng Syaikh
mengerjakan sholat fajar.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata : Tidak boleh
terjadi sebagai seorang ahli tasauf, siap dan bertindak sebagai juru penerang/
Guru mursyid, kecuali sudah mendapat anugerah Alah ilmunya, politiknya pimpinan
negara, ilmu hikmahnya para ahli hukum. Syaikh Ibnu Fatah juga mengatakan :
pada suatu hari ada seorang melapor kepada Kanjeng Syaikh, ia mengaku pernah
melihat Allah ta'ala dengan kedua matanya. Maka beliau bertanya : Benarkah apa
kata orang-orang bahwa engkau pernah melihat Allah dengan kedua matamu...? Maka
orang tersebut menjawab : Iya benar. Syaikh Ibnu Abil Fatah selanjutnya
melarang mengatakan bahwa mendengar jawaban orang tersebut Kanjeng Syaikh
melarang mengatakan yang demikian seraya membentaknya dengan berpesan agar
berhati-hati jangan sampai ucapanya diulang kembali.)
(Kemudian beliau menoleh kepada mereka diantara yang
hadir sedang menanyakan : pengakuan seprti itu benar atau salah ? Jawab kanjeng
Syaikh, ia benar... tapi dalam kebimbangan, sesungguhnya yang melihat Nur
keindahan Allah itu adalah mata hatinya, yang kemudian mata hatinya menembus kedua
mata kepalanya, maka kepalanya lalu bisa melihat mata hatinya, cahaya mata
hatinya menyatu dengan cahaya keindahan Allah, sehingga orang itu berprasangka
bahwa mata kepalanya melihat apa yang sebenarnya dilihat mata hatinya.
Sesungguhnya yang dapat melihat cahaya keindahan Allah
hanyalah mata hati, tetapi ia belum mengerti. mendengar jawaban kanjeng syakih
tadi, para Ulam' dan ahli thoriqoh gemetar dan kebingungan.)
(Syaikh Ibnu Abdil Fatah berkata : pada suatau ketika
Kanjeng Syaikh melihat seberkas cahaya berkilauan menerangi ufuk langit, tidak
lama menampakkan diri seraya memanggil-manggil : Wahai Abdul Qodir.... aku
adalah Tuhanmu.. sungguh aku perbolehkan untukmu semua yang diharamkan. Maka
Kanjeng Syaikh menjawab : A'UUDZU BILLAHI MINASY SYAITHOONIRROJIM yang artinya
: aku berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk. seketika itu cahaya
tadi berubah menjadi gelap dan menyerupai awan dengan bersuara keras : Wahai
Abdul Qodir..., selamatlah engkau dari ulah sesatku, sebab ilmumu tentang hukum
Tuhanmu adan karena pemahamanmu tentang kedudukanmu sungguh aku sudah
menyesatkan seperti kejadian ini dari tujuh puluh orang ahli thoriqoh.)
(Setelah beliau selamat dari godaan syaithan, kemudian
memuji kepada Allah dengan mengucapkan : Anugerah dan keselamatan hanya karena
Tuhanku. maka ditanyakan kepada Syaikh : Bagaimana Syaikh bisa tahu
sesungguhnya itu adalah syaithan...? Kanjeng Syaikh menjawab : dari ucapanya :
telahaku perbolehkan bagimu apa yang diharamkan. Karena setahu saya Sungguh
Allah ta'ala tidak akan memerintahkan berbuat jahat.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI,
WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(Ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada
kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau
titipkan kanjeng Syaikh)
BAB V
(Adalah Kanjeng Syaikh Abdul Qodir ra. tidak mau
mengaung-agungkan orang kaya dan berdiri karena kedatangannya seorang raja dan
tidak juga orang-orang yang mempunyai kedudukan. Dan adalah seringkali raja
bermaksud ziarah kepada Syaikh, padahal beliau sedang duduk-duduk kemudian
ditinggalkan masuk kekamar pribadinya.)
(Kemudian baru keluar lagi untuk menemui setelah
khalifah itu duduk. Hal ini dilakukan kerena memulyakan prilaku ahli tasauf
yang tidak tertarik dengan kedudukan dan harta serta tidak berdiri haya sekedar
kedatangan raja. Lagian beliau tidak mau berdiri di depan pintu-pintu raja atau
mantri dan juga tidak mau menerima hadiah dari raja, sehingga raja itu
mencemoohnya atas ketidak diterimanya pemberian itu. maka Kanjeng Syaikh
berkata kepada sang raja : Kalau begitu silahkan bawa sendiri hadiah itu
kesini. rajapun menerimanya, kemudian membawa sendiri buah apel untuk Kanjeng
Syaikh. tiba-tiba buah apel itu didalamnya penuh darah dan nanah. maka
berkatalah Kanjeng Syaikh kepada raja : kenapa raja selalu mencemooh dan
mencela saya...? padahal saya tidak mau buah apel ini, karena seluruhnya penuh
dengan darah manusia. Maka raja itu minta ma'af dan bertaubat dihadapan Kanjeng
Syaikh, selanjutnya raja itu sering ziarah kepada beliau sebagaimana kebanyakan
orang dan menjadi sahabatnya sampai meninggal.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. yang mempunyai derajad
tinggi, namanya harum tersebar kemana-mana, beliau mau menghormati kepada fakir
miskin, menemani duduk, membersihkan sendiri kutu kutu yang ada dipakaianya.
Beliau penah mengatakan : Seorang fakir yang mau sabar lebih utama dari orang
kaya yang bersyukur,dan orang fakir yang bersyukur, lebih utama dari keduanya
dan orang fakir yang mau bersabar dan bersyukur, lebih utama dari semuanya.)
(Tidak senang dan tidak merasa ni'mat menerima bala',
kecuali orang yang tahu kepada Dzat yang menurunkan bala', yaitu Allah SWT. dan
adalah Kanjeng Syaikh juga berkata : ikutilah sunnah Rasulullah Saw. dan jangan
melakukan bid'ah, berbakti kepada Allah dan RasulNya jangan sampai keluar dari
islam, bersabarlah dan jangan menggumam, berharaplah untuk mendapatkan
kesejahteraan dan jangan putus asa, berkumpullah dalam majlis Dzikir kepada
Allah ta'ala, jangan bercerai berai, bersihkan dirimu dengan bertaubat dari
segala dosa dan jangan berlumuran noda dan secara rutin menghadap dipintu Allah
untuk mohon ampunan.)
(Kanjeng Syaikh berkata juga : Jika terkena cobaan,
jangan menginginkan mendapat keni'matan dan menghindar dari cobaan, karena
suatu keni'matan pasti datang juga kepadamu sesuai ketentuan Allah, diharapkan
maupuntidak. demikian pula cobaan, suka atau tidak pasti akan menimpanya,maka
iyu berserah dirilah segala urusan kepada Allah yang mengatur sesuai dengan
kehendaknya. maka bila keni'matan datang kepadamu, maka sibukkanlah dirimu
dengan mengingat Allah dan banyak bersyukur, dan bila cobaan yang menimpa maka
sibukkanlah dirimu dengan kesabaran dan kesadaran.bila ingin mendapat tempat
yang tertingi disisi Allah dan sebagai suatu keni'matan, maka perlu disadari
bahwa cobaan yang menimpa orang mukmin bukan sebagai malapetaka, tetapi datang
untuk menguji Iman.).
(Kata Kanjeng Syaikh lagi : tidak boleh terjadi didalam
majlis untuk menghadap kepada Allah ta'ala, kecuali membersihkan dirinya dari
kotoran dan dosa. dan tidak akan dibuka hatinya untuk ma'rifat kepada Allah,
kecuali hatinya dikosongkan dari pengakuan mempunyai perilaku baik dan dari
perbuatan yang meresahkan. apabila kebiasaan manusia sudah berlumuran dosa dan
tidak mau membersihkan, maka Allah ta'ala menurunkan berbagai penyakit lahir
ataupun bathin kepada mereka sebagai tebusan dan pembersih dosa-dosanya, agar
yang demikian itu sesuai majlis menghadap dan mendekat kepada Allah, baik
mereka sadar maupun tidak.)
(Kata Kanjeng Syaikh lagi : Berhati-hatilah kamu...
jangan sampai menyakiti seseorang atau membencinya, kecuali sudah memperhatikan
perbuatanya dengan berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah Rasul, agar kamu
senang,benci tidak sekedar menuruti hawa nafsu.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI,
WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(Ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada
kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau
titipkan kanjeng Syaikh)
(Adalah Kekaromahan Kanjeng Syaikh Abdul Qodir, pakaiannya tidak pernah dihinggapi lalat, karena mewarisi Eyangnya yaitu Nabi SAW. orang yang melihatnya sempat menanyakan lantaran apa yang menyebabkan..? Maka Kanjeng Syaikh menjawab : Untuk apa lalat hingap pada diriku, yang pada diriku ada tujuan untuk mendapatkan keni'matan dunia dan madunya akhirat, melainkan hanya semata mata ikhlas karena Allah.)
(Adalah Kekaromahan Kanjeng Syaikh Abdul Qodir, pakaiannya tidak pernah dihinggapi lalat, karena mewarisi Eyangnya yaitu Nabi SAW. orang yang melihatnya sempat menanyakan lantaran apa yang menyebabkan..? Maka Kanjeng Syaikh menjawab : Untuk apa lalat hingap pada diriku, yang pada diriku ada tujuan untuk mendapatkan keni'matan dunia dan madunya akhirat, melainkan hanya semata mata ikhlas karena Allah.)
(Dari sebagian kekaromahannya, satu ketika beliau duduk
mengambil air wudhu kejatuhan kotoran burung emprit, lalu beliau mengangkat
kepalanya, maka jatuhlah burung itu dan mati. kemudian beliau melepas
pakaiannya untuk dicuci lalu disedekahkan sebagai tebusan burung tadi. dan
berkatalah beliau : bila pada saya ada dosa maka itulah tebusannya.)
(Dan dari kekaromahannya lagi, ada seoranag perempuan datang kepada beliau dengan membawa putranyadiserahkan kepada beliau untuk menjadi santrinya dan belajar ilmu suluk. putra tadi diterima, kemudian diperintahkan memerangi nafsunya serta menjalankan ibadah sebagaimana dilakukan oleh ulama-ulama salaf. Suatau hari ibunya sowan kepada Kanjeng syaikh, dilihat anaknya menjadi kurus, si ibu kemudian masuk kedalam kamar kanjeng Syaikh dan melihat didepanya tulang tulang aYam dari sisa daharan Kanjeng Syaikh. maka si ibu kemudian menanyakan arti dari semua itu. Maka Kanjeng Syaikh meletakkan tanganya diatas tulang tadi sambil berkata : Berdirilah atas izin Allah yang menghidupkan tulang-tulang yang hancur, maka berdirilah tulang tulang itu kembali menjadi ayam dan berkokok : "LAA ILAAHAILLALLOOH-MUHAMMADUR RASUULULLOOH-ASY-SYAIKHU"ABDUL QOODIR WALIYYULLOOHI" artinya : Tidak Ada Tuhan melainkan Allah, Muhammad utusan Allah, Syaikh Abdul Qodir kekasih Allah swt. maka beliau berkata kepada si ibu : Kalau anak mu sudah dapat berbuat seperti ini, maka boleh makan sekehendaknya.)
(Dan dari kekaromahannya lagi, pada suatu hari ketika angin sedang berhembus kencang ada seekor burung elang diatas majelis pengajian beliau dengan suara yang keras dan suaranya menggangu orang orang yang hadir dimajelis itu, maka beliau berkata : Wahai angin, potonglah kepala burung itu. maka seketika jatuhlah burung itu dengan keadaan kepala terputus. kemudian beliau turun dari kursinya, mengambil burung tadi mengelus elus dengan membaca : "Bismillaahir rahmaanir rohiim", maka burung itu hidup kembali dan terbang lagi dengan izin Allah ta'ala, akan hal itu disaksikan oleh orang orang yang hadir dimajelis itu.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata, bahwa beliau melahirkan rasa syukur atas keni'matan yang diberikan kepadanya, karena firman Allah ta'ala : Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut - nyebutNya : Tiada seorang muslim yang melewati pintu madarasahku, melainkan Allah akan meringankan siksa yang menimpa pada hari kiamat. Dan diberitakan bahwa sesungguhnya ada seorang yang menjerit - jerit dalam kuburnya, maka Kanjeng Syaikh mendatangi kubur itu dan berkata : Sesungguhnya orang ini pernah mengunjungi saya sekali, maka semestinya Allah mengasihinya. maka sejak itu tidak lagi terdengar suara menjerit - jerit dari dalam kubur tadi.
(Dan dari kekaromahannya lagi, ada seoranag perempuan datang kepada beliau dengan membawa putranyadiserahkan kepada beliau untuk menjadi santrinya dan belajar ilmu suluk. putra tadi diterima, kemudian diperintahkan memerangi nafsunya serta menjalankan ibadah sebagaimana dilakukan oleh ulama-ulama salaf. Suatau hari ibunya sowan kepada Kanjeng syaikh, dilihat anaknya menjadi kurus, si ibu kemudian masuk kedalam kamar kanjeng Syaikh dan melihat didepanya tulang tulang aYam dari sisa daharan Kanjeng Syaikh. maka si ibu kemudian menanyakan arti dari semua itu. Maka Kanjeng Syaikh meletakkan tanganya diatas tulang tadi sambil berkata : Berdirilah atas izin Allah yang menghidupkan tulang-tulang yang hancur, maka berdirilah tulang tulang itu kembali menjadi ayam dan berkokok : "LAA ILAAHAILLALLOOH-MUHAMMADUR RASUULULLOOH-ASY-SYAIKHU"ABDUL QOODIR WALIYYULLOOHI" artinya : Tidak Ada Tuhan melainkan Allah, Muhammad utusan Allah, Syaikh Abdul Qodir kekasih Allah swt. maka beliau berkata kepada si ibu : Kalau anak mu sudah dapat berbuat seperti ini, maka boleh makan sekehendaknya.)
(Dan dari kekaromahannya lagi, pada suatu hari ketika angin sedang berhembus kencang ada seekor burung elang diatas majelis pengajian beliau dengan suara yang keras dan suaranya menggangu orang orang yang hadir dimajelis itu, maka beliau berkata : Wahai angin, potonglah kepala burung itu. maka seketika jatuhlah burung itu dengan keadaan kepala terputus. kemudian beliau turun dari kursinya, mengambil burung tadi mengelus elus dengan membaca : "Bismillaahir rahmaanir rohiim", maka burung itu hidup kembali dan terbang lagi dengan izin Allah ta'ala, akan hal itu disaksikan oleh orang orang yang hadir dimajelis itu.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata, bahwa beliau melahirkan rasa syukur atas keni'matan yang diberikan kepadanya, karena firman Allah ta'ala : Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut - nyebutNya : Tiada seorang muslim yang melewati pintu madarasahku, melainkan Allah akan meringankan siksa yang menimpa pada hari kiamat. Dan diberitakan bahwa sesungguhnya ada seorang yang menjerit - jerit dalam kuburnya, maka Kanjeng Syaikh mendatangi kubur itu dan berkata : Sesungguhnya orang ini pernah mengunjungi saya sekali, maka semestinya Allah mengasihinya. maka sejak itu tidak lagi terdengar suara menjerit - jerit dari dalam kubur tadi.
Kanjeng Syaikh ra. berkata : Syaikh Husain Al-Halaj
pernah terpeleset satu kali dalam menjalnkan kewaliannya, hanya saja waktu itu
tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya, seandainya saya hidup pada
zamannya, pasti saya akan menolongnya, karena saya akan menolong orang - orang
yang terpeleset dari sahabat - sahabatku, murid muridku dan orang - orang yang
cinta kepadaku sampai hari kiamat, saya gandeng tangannya, baik mereka masih
hidup maupun setelah mati.)
(Disebabkan karena kudaku sudah terpasang pelananya dan
tombakku sudah tertancapkan dan pedangku sudah terhunus dan anak panahku sudah
terpasang busurnya untuk menjaga santriku yang sedang lupa, dan Kanjeng Syaikh
ra. berkata lagi : Saya ini ibarat apinya Allah yang telah dinyalakan. Saya ini
Waliyullah yang akan merobek setiap orang yang tidak punya sopan santun
kepadaku dan saya diberi ilmu bagaikan lautan yang tidak bertepi, saya ini
dijaga oleh Allah, saya waliyullah yang diperhatikan. Wahai orang-orang yang
berpuasa disiang hari, wahai yang bertahajjud dimalam harinya, wahai orang yang
tinggal digunung yang sudah dibinasakan gunung-gunugnya, wahai orang-orang ahli
gereja yang sudah dirobohkan gereja-gerejanya, menghadaplah kalian untuk ta'at
melaksanakan perintah-perintah Allah, wahai wali rijal, wahai wali abthol,
wahai wali athfal, kemarilah kalian kepadaku, ambillah ilmu dari waliyullah
yang bagikan lautan yang tiada bertepi.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. warna kulitnya sawu matang,
kedua alisnya bertemu, jenggotnya lebat dan panjang, dadanya bidang, badannya
ramping, tingginya sedang, suaranya nyaring, dan merdu, mudah menetes air
matanya, sangat takut kepada Allah ta'ala, besar kewibawaannya, do'anya
mustajabah, luhur budi pekertinya, keatas maupun kebawah keturunannya baik,
paling jauh-jauhnya manusia dari perbuatan jahat, dan sedekat dekatnya manusia
kepada perbuatan yang benar, sangat dimurkanya bila mengetahui larangan Allah
diterjang,tidak marah karena hanya menuruti hawa nafsunya, tidak mau menolong karena
selain Allah, tidak pernah menolak orang minta-minta walaupun salah satu
bajunya yang diminta, pertolongan Allah yang menjadi dasar pokok hidupnya.semua
thoriqnya dikuatkan oleh Allah, ilmunya menjadi pembersih kotoran,
pendekatannya kepada Allah menguatkan kewaliannya, ingat kepada Allah dengan
hudlur yang menjadi gudangnya, ma'rifatnya kepada Allah menjadi bentengnya,
munajatnya kepada Allah menjadi amal perbuatannya, kewaspadaannya sebagai
pengubung dirinya kepada Allah, mesra kepada Allah menjadi kawan berbincangnya,
lapang dada menjadi kecintaannya, kebenaran menjadi lambang hidupnya,
terbukanya hati menjadi bekalnya, sifat penyantun menjadi wataknya, dzikir
kepada Allah menjadi ucapannya, persaksiannya kepada Allah menjadi obat,
peraturan agama menjadi jembatannya, semua sifat-sifat ilmu hakikat menjadi
kepribadiannya, menyerah dan puas akan ketentuan Allah, dengan menyadari tidak
ada daya dan kekuatan kecuali pertolongan dari Allah, thoriqohnya menurut
tauhid, meyakinkan ke Esaan Allah, dzikir dengan hati yang hudlur pada waktu
bertandang ibadah kepada Allah, beliau adalah seorang yang sangat menyadari
akan kejadiannya sebagai hamba Allah, dengan secararutin beribadah kepada
Allah, bukan untuk sesuatau dan tidak karena sesuatu, tetapi ibadahnya ikhlas
karena sebagai hamba yang setia kepada sifat-sifat kesempurnaan Allah dan
beliau adalah hamba Allah yang agung, yang selalu menyatu jiwanya dengan Allah
waktu berdzikir dan disertai menepati terhadap hukum-hukum Allah.)
(Keistimewaan-keistimewaan kanjeng Syaikh ra. masih
banyak lagi, perilaku utamanya namapak jelas, bahkan lebih terang dari matahari
diwaktu duhur. beliau wafat pada hari jum'at tanggal sebelas, Rabi'ul akhir 571
H. umurnya sembilan puluh satu tahun. makamnya dikampung Bebul Aroj, Baghdad
dan banyak dikunjungi orang dari berbagai manca negara. Semoga Allah
meridhoinya dan memberikan kemanfa'atan kepada kita semua, Allahumma amiin.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI,
WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(Ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada
kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau
titipkan kanjeng Syaikh).
Editor By. IsmaeL YusuF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar