Pages

Rabu, 27 Februari 2013

MAKALAH HIPERTIROID


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid.
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves, yaitu suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan.
Pada penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi.
Dalam makalah ini, akan kami bahas mengenai konsep teori penyakit hypertiroid dan konsep asuhan keperawatan pada hypertiroid.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian hipertiroidisme ?
2.    Sebutkan klasifikasi hipertiroidisme ?
3.    Bagaimana etiologi hipertiroidisme ?
4.    Bagaimana pathway dari hipertiroidisme ?
5.    Apa manifestasi klinis dari hipertiroidisme ?
6.    Bagaimana penegakan diagnosa dari hipertiroidisme ?
7.    Apa saja komplikasi dari hipertiroidisme ?
8.    Bagaimana penatalaksanaan dari hipertiroidisme ?





C.      Tujuan

1.    Mengetahui pengertian hipertiroidisme.
2.    Menjelaskan klasifikasi hipertiroidisme.
3.    Mengetahui etiologi hipertiroidisme.
4.    Mengetahui pathway dari hipertiroidisme.
5.    Mengetahui manifestasi klinis dari hipertiroidisme.
6.    Mengetahui penegakan diagnosa dari hipertiroidisme
7.    Mengetahui komplikasi dari hipertiroidisme.
8.    Mengetahui penatalaksanaan dari hipertiroidisme.















BAB II
TINJAUAN TEORI
A.      Pengertian
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit
Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/stroke, palpasi tiroid terlalu kuat.
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. (Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)

B.       Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Pada anak, hipertiroid bisa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: hipertiroid bawaan (congenital) dan hipertiroid yang didapat setelah lahir (acquired). Hipertiroid jarang ditemukan pada bayi dan anak.



Ø Hipertiroid bawaan (congenital)
Hipertiroid kongenital terjadi karena adanya tiro-toksikosis (keracunan tiroid yang berlebihan) pada ibunya dan hanya ditemukan pada 1 dari 70 ibu dengan tirotoksikosis. Sedangkan angka kejadian tirotoksikosis pada ibu hamil adalah 1-2 per 1.000 ibu hamil.
Jadi angka kejadian dari bayi dengan hipertiroid kongenital adalah sekitar 1-2 dari 70.000 kelahiran. Hipertiroid kongenital ini jarang terjadi, tetapi bila tidak diketahui dan bayi tidak mendapat terapi, akibatnya bisa fatal.
Ø Hipertiroid yang didapat setelah lahir (acquired)
Pada hipertiroid yang didapat setelah lahir (acquired), kejadiannya juga jarang. Biasanya, hipertiroid didapat ini mengenai anak perempuan yang menginjak usia remaja dan berhubungan dengan penyakit-penyakit autoimun seperti penyakit Grave dan penyakit Hashimoto (hipotiroid autoimun) pada fase toksik akut.

C.      Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

1. Penyebab Utama                                  2. Penyebab Lain
a. Penyakit Grave                                    a. Tiroiditis
b. Toxic multinodular goiter                    b. Penyakit troboblastis
c. ’’Solitary toxic adenoma’’                   c. Ambilan hormon tiroid secara berlebihan
                                                       d. Pemakaian yodium yang berlebihan
                                                      e. Kanker pituitary
                                                      f. Obat-obatan seperti Amiodarone
D.      Pathway

Gangguan organik kelenjar tiroid

G3 fungsi hipotalamus / hipofisis

Peningkatan suhu tubuh

Produksi kalor meningkat

Produksi hormon tiroid meningkat

Metabolisme tubuh meningkat

Penurunan berat badan

G3 body image

Suplay nutrisi yang tidak adekuat

Proses pembakaran lemak meningkat

G3 rasa nyaman panas

Perubahan pola kerja jantung dan paru

G3 pola kognitif

Ketidak stabilan emosi

Perubahan pola nutrisi

Nafsu makan meningkat

Aktifitas GI meningkat

Proses glikogenesis meningkat

Produksi hormon meningkat
 

































E.       Manifestasi Klinis
·      Peningkatan frekuensi denyut jantung.
·      Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin.
·      Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
·      Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik).
·      Peningkatan frekuensi buang air besar.
·      Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
·      Gangguan reproduksi.
·      Tidak tahan panas.
·      Cepat letih.
·      Tanda bruit.
·      Haid sedikit dan tidak tetap.
·      Pembesaran kelenjar tiroid.
·      Mata melotot (exoptalmus).

F.       Penegakan Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
·         TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
·         Bebas T4 (tiroksin)
·         Bebas T3 (triiodotironin)
·         Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
·         Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
·         Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
·         Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

G.      Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas.

H.      Penatalaksanaan
1.    Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
Ø  Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai berikut :
·      Thioamide
·      Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
·      Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
·      Potassium Iodide
·      Sodium Ipodate
·      Anion Inhibitor
Ø  Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme. Contoh : Propanolol.
Indikasi :
·      Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis.
·      Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.
·      Persiapan tiroidektomi.
·      Pasien hamil, usia lanjut.
·      Krisis tiroid.
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2.    Surgical
Ø Radioaktif iodine
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Ø Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.












BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.      Pengkajian
1.    Aktivitas atau istirahat
Ø Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat
Ø Tanda : Atrofi otot
2.    Sirkulasi
Ø Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Ø Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3.    Eliminasi
Ø Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )
4.    Integritas / Ego
Ø Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Ø Tanda : Ansietas peka rangsang
5.    Makanan / Cairan
Ø Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
Ø Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton)
6.    Neurosensori
Ø Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
Ø Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7.    Nyeri / Kenyamanan
Ø Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8.    Pernapasan
Ø Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Ø Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
9.    Keamanan
Ø Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Ø Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10.     Seksualitas
Ø Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ; kesulitan orgasme pada wanita
Ø Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat












B.       Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
1.    Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
2.    Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy
3.    Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
4.    Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5.    Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
6.    Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7.    Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur








C.    Rencana Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan & KH
Intervensi
Rasional
1.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.




















Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh.

KH :
1)    Nadi perifer dapat teraba normal.
2)    Vital sign dalam batas normal.
3)    Pengisian kapiler normal
4)    Status mental baik.
5)    Tidak ada disritmia.
a.    Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.



b.    Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.


c.    Auskultasi suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels).




d.    Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi.

e.    Catat masukan dan haluaran




Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia
S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik
Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
2
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy.
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy.
KH :
1)      Klien mengatakan tidak lelah dan merasa tenang.
2)      Aktifitas klien sehari – hari terpenuhi.
a.       Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.


b.      Ciptakan lingkungan yang tenang.




c.       Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas.


d.      Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage
Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia
mungkin ditemukan
Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif, dan imsomnia.
Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism.
Meningkatkan relaksasi.
3
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan :
Klien akan menunjukkan berat badan stabil.
KH :
1)    Nafsu makan baik.
2)    Berat badan normal.
3)    Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

a.       Catat adanya anoreksia, mual dan muntah.





b.      Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari.





c.       kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.
Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia.
Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.
Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai
4.
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus.
KH :
Klien mampu mengidentifikasi tindakan untuk memberikan perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.

a.       Observasi adanya edema periorbital.

b.      Evaluasi ketajaman mata



c.       Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap.
d.      Bagian kepala tempat tidur ditinggikan.

Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
Melindungi kerusakan kornea
Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5.
Ansietas berhubungan dengan factor fisiologis ,status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
KH :
1.        Klien  tampak rileks
2.        Klien pelaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat yang dapat diatasi
3.        Klien mampu mnegidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaanya.
a.    Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas.


b.    Bicara singkat dengan kata yang sederhana.






c.    Jelaskan prosedur tindakan.



d.    Kurangi stimulasi dari luar
Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan Imsomnis
Rentang perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi informasi
Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
KH :
1.      Klien mengungkapkan pemahaman tentang penyakit dan pengobatannya
2.      Klien mengidentifikasi hubungan antara tanda dan gejala pada proses penyakit dan hubungan gejala dengan faktor penyebabnya
3.      Klien memulai perubahan pola hidup yang penting dan berpartisipasi dalam tindakan pengobatan 
a.       Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan



b.      Berikan informasi yang tepat.




c.       Identifikasi sumber stress





d.      Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat.
e.       Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan berdasarkana informasi
Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan.
Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan/ eksaserbasi dari penyakit ini.
Mencegah munculnya kelelahan.
Pasien yang mendapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun kedepan
7.
Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

KH :
1.      Klien dapat mempertahankan orientasi realita umumnya
2.      Klien mengenali perubahan dalam berfikir/perilaku dan faktor penyebab

a.    Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap tempat, waktu dan orang.
b.    Catat adanya perubahan tingkah laku.






c.    Kaji tingkat ansietas

d.    Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan




e.    Orientasikan pasien pada tempat dan waktu.



f.     Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.

g.    Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau
obat anti psikotik.
Menentukan adanya kelainan pada proses sensori

Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi psikotik yang
sesungguhnya.
Ansietas dapat merubah proses pikir.
Penurunan stimulasi eksternal dapat menurunkan
hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinas pendengaran.
Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada realita/ lingkungan
Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi pasien. Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir.














D.       EVALUASI
Hasil yang diharapkan adalah :
1.    Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2.    Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3.    Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4.    Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5.    Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6.    Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7.    Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berfikir / berperilaku dan faktor penyebab.





















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Pada penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi.

B.       Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan penyakit hipertiroidisme serta pengobatan dan penatalaksanaannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar