BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh
terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum
dari masalah ini adalah penyakit graves,sedangkan bentuk yang lain adalah
toksik adenoma , tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH
meningkat,tiroditis subkutan dan berbagai bentuk kenker tiroid.
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh
penyakit graves, yaitu suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya
merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan.
Pada penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid
memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif karena disamping faktor efek
penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi.
Dalam makalah ini, akan kami bahas mengenai konsep
teori penyakit hypertiroid dan konsep asuhan keperawatan pada hypertiroid.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian hipertiroidisme ?
2. Sebutkan
klasifikasi hipertiroidisme ?
3. Bagaimana
etiologi hipertiroidisme ?
4. Bagaimana
pathway dari hipertiroidisme ?
5. Apa
manifestasi klinis dari hipertiroidisme ?
6. Bagaimana
penegakan diagnosa dari hipertiroidisme ?
7. Apa
saja komplikasi dari hipertiroidisme ?
8. Bagaimana
penatalaksanaan dari hipertiroidisme ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian hipertiroidisme.
2. Menjelaskan
klasifikasi hipertiroidisme.
3. Mengetahui
etiologi hipertiroidisme.
4. Mengetahui
pathway dari hipertiroidisme.
5. Mengetahui
manifestasi klinis dari hipertiroidisme.
6. Mengetahui
penegakan diagnosa dari hipertiroidisme
7. Mengetahui
komplikasi dari hipertiroidisme.
8. Mengetahui
penatalaksanaan dari hipertiroidisme.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu
keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan
dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu
jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan
tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari
fungsi tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan
disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan
hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu
keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya
keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit
Graves atau Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras
beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid,
ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/stroke,
palpasi tiroid terlalu kuat.
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik
yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E,
Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit
graves dan goiter nodular toksik. (Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)
B.
Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2
kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang
tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme
Pada anak, hipertiroid bisa dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu: hipertiroid bawaan (congenital) dan hipertiroid yang didapat setelah
lahir (acquired). Hipertiroid jarang ditemukan pada bayi dan anak.
Ø Hipertiroid
bawaan (congenital)
Hipertiroid
kongenital terjadi karena adanya tiro-toksikosis (keracunan tiroid yang
berlebihan) pada ibunya dan hanya ditemukan pada 1 dari 70 ibu dengan
tirotoksikosis. Sedangkan angka kejadian tirotoksikosis pada ibu hamil adalah
1-2 per 1.000 ibu hamil.
Jadi angka
kejadian dari bayi dengan hipertiroid kongenital adalah sekitar 1-2 dari 70.000
kelahiran. Hipertiroid kongenital ini jarang terjadi, tetapi bila tidak
diketahui dan bayi tidak mendapat terapi, akibatnya bisa fatal.
Ø
Hipertiroid yang didapat setelah lahir
(acquired)
Pada
hipertiroid yang didapat setelah lahir (acquired), kejadiannya juga jarang.
Biasanya, hipertiroid didapat ini mengenai anak perempuan yang menginjak usia
remaja dan berhubungan dengan penyakit-penyakit autoimun seperti penyakit Grave
dan penyakit Hashimoto (hipotiroid autoimun) pada fase toksik akut.
C.
Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi
kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi
kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif
HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis
memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama 2.
Penyebab Lain
a. Penyakit Grave a. Tiroiditis
b. Toxic multinodular goiter b. Penyakit troboblastis
c. ’’Solitary toxic adenoma’’ c. Ambilan hormon tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitary
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
D.
Pathway
Gangguan organik kelenjar tiroid
|
G3 fungsi hipotalamus / hipofisis
|
Peningkatan suhu tubuh
|
Produksi kalor meningkat
|
Produksi hormon tiroid meningkat
|
Metabolisme tubuh meningkat
|
Penurunan berat badan
|
G3 body image
|
Suplay nutrisi yang tidak adekuat
|
Proses pembakaran lemak meningkat
|
G3 rasa nyaman panas
|
Perubahan pola kerja jantung dan paru
|
G3 pola kognitif
|
Ketidak stabilan emosi
|
Perubahan pola nutrisi
|
Nafsu makan meningkat
|
Aktifitas GI meningkat
|
Proses glikogenesis meningkat
|
Produksi hormon meningkat
|
E.
Manifestasi
Klinis
·
Peningkatan
frekuensi denyut jantung.
·
Peningkatan
tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin.
·
Peningkatan
laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap
panas, keringat berlebihan.
·
Penurunan
berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik).
·
Peningkatan
frekuensi buang air besar.
·
Gondok
(biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
·
Gangguan
reproduksi.
·
Tidak
tahan panas.
·
Cepat
letih.
·
Tanda
bruit.
·
Haid
sedikit dan tidak tetap.
·
Pembesaran
kelenjar tiroid.
·
Mata
melotot (exoptalmus).
F.
Penegakan
Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
·
TSH
(Tiroid Stimulating Hormone)
·
Bebas
T4 (tiroksin)
·
Bebas
T3 (triiodotironin)
·
Diagnosa
juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar
tiroid
·
Tiroid
scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
·
Hipertiroidisme
dapat disertai penurunan kadar lemak serum
·
Penurunan
kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
G.
Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa
adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara
spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan
kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak
diobati, kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves,
dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat
antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas.
H.
Penatalaksanaan
1.
Konservatif
Tata
laksana penyakit Graves
Ø
Obat
Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih,
pasien mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai berikut :
·
Thioamide
·
Methimazole
dosis awal 20 -30 mg/hari
·
Propylthiouracil
(PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
·
Potassium
Iodide
·
Sodium
Ipodate
·
Anion
Inhibitor
Ø
Beta-adrenergic
reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh : Propanolol.
Indikasi
:
·
Mendapat
remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma
ringan –sedang dan tiroktosikosis.
·
Untuk
mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah
pengobatan yodium radioaktif.
·
Persiapan
tiroidektomi.
·
Pasien
hamil, usia lanjut.
·
Krisis
tiroid.
Penyekat adinergik ß pada
awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12
minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada
awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta
Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi
dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan
eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di nilai
apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid
di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat
tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2.
Surgical
Ø
Radioaktif
iodine
Tindakan
ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Ø
Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.
BAB III
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Aktivitas atau istirahat
Ø Gejala
: Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan
berat
Ø Tanda
: Atrofi otot
2.
Sirkulasi
Ø Gejala
: Palpitasi, nyeri dada (angina)
Ø Tanda
: Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat. Sirkulasi
kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3.
Eliminasi
Ø Gejala
: Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare,
Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau
anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi),
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )
4.
Integritas / Ego
Ø Gejala
: Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Ø Tanda
: Ansietas peka rangsang
5.
Makanan / Cairan
Ø Gejala
: Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet : peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
Ø Tanda
: Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau
buah ( napas aseton)
6.
Neurosensori
Ø Gejala
: Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot
parasetia, gangguan penglihatan
Ø Tanda
: Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan
memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;
koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7.
Nyeri / Kenyamanan
Ø Gejala
: Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8.
Pernapasan
Ø Gejala
: Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Ø Tanda
: sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
9.
Keamanan
Ø Gejala
: Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Ø Tanda
: Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum
/ rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10.
Seksualitas
Ø Gejala
: Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ; kesulitan
orgasme pada wanita
Ø Tanda
: Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma : positif
secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah
sebagai berikut :
1.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung
2.
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik
dengan peningkatan kebutuhan energy
3.
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
4.
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas
jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ;
kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5.
Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis;
status hipermetabolik.
6.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
7.
Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas
mental, perubahan pola tidur
C. Rencana Keperawatan
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan &
KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung.
|
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat
sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
KH :
1) Nadi
perifer dapat teraba normal.
2) Vital
sign dalam batas normal.
3) Pengisian
kapiler normal
4) Status
mental baik.
5) Tidak
ada disritmia.
|
a. Pantau
tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi.
b. Periksa
kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
c. Auskultasi
suara nafas. Perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels).
d. Observasi
tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah,
penurunan produksi urine dan hipotensi.
e. Catat
masukan dan haluaran
|
Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat
dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume
sirkulasi
Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot
jantung atau iskemia
S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung
meningkat pada keadaan hipermetabolik
Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan
volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
|
2
|
Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energy.
|
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang
peningkatan tingkat energy.
KH :
1) Klien
mengatakan tidak lelah dan merasa tenang.
2) Aktifitas
klien sehari – hari terpenuhi.
|
a.
Pantau tanda vital dan catat nadi baik
istirahat maupun saat aktivitas.
b.
Ciptakan lingkungan yang tenang.
c.
Sarankan pasien untuk mengurangi
aktivitas.
d.
Berikan tindakan yang membuat pasien
merasa nyaman seperti massage
|
Nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat , takikardia
mungkin ditemukan
Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif, dan imsomnia.
Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolism.
Meningkatkan relaksasi.
|
3
|
Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
|
Tujuan :
Klien akan menunjukkan
berat badan stabil.
KH :
1) Nafsu
makan baik.
2) Berat
badan normal.
3) Tidak
ada tanda-tanda malnutrisi
|
a.
Catat adanya anoreksia, mual dan muntah.
b.
Pantau masukan makanan setiap hari,
timbang berat badan setiap hari.
c.
kolaborasi untuk pemberian diet tinggi
kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.
|
Peningkatan aktivitas adrenergic dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia.
Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori
yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.
Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai
|
4.
|
Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan
penutupan kelopak
mata/eksoftalmus
|
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa
mata, terbebas dari ulkus.
KH :
Klien mampu mengidentifikasi tindakan untuk memberikan
perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.
|
a.
Observasi adanya edema periorbital.
b.
Evaluasi ketajaman mata
c.
Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap.
d.
Bagian kepala tempat tidur ditinggikan.
|
Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
Oftalmopati infiltratif adalah akibat dari peningkatan
jaringan retroorbita
Melindungi kerusakan kornea
Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
|
5.
|
Ansietas berhubungan dengan factor fisiologis ,status
hipermetabolik
|
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai
tingkat dapat diatasi
KH :
1.
Klien tampak rileks
2.
Klien pelaporkan ansietas berkurang
sampai pada tingkat yang dapat diatasi
3.
Klien mampu mnegidentifikasi cara hidup yang
sehat untuk membagikan perasaanya.
|
a.
Observasi tingkah laku yang menunjukkan
tingkat ansietas.
b. Bicara
singkat dengan kata yang sederhana.
c.
Jelaskan prosedur tindakan.
d.
Kurangi stimulasi dari luar
|
Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan Imsomnis
Rentang
perhatian mungkin menjadi pendek , konsentrasi
berkurang, yang membatasi kemampuan untuk mengasimilasi
informasi
Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan
kesalahan interpretasi
Menciptakan lingkungan yang terapeutik
|
6.
|
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
|
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
KH :
1. Klien mengungkapkan
pemahaman tentang penyakit dan pengobatannya
2. Klien
mengidentifikasi hubungan antara tanda dan gejala pada proses penyakit dan
hubungan gejala dengan faktor penyebabnya
3. Klien
memulai perubahan pola hidup yang penting dan berpartisipasi dalam tindakan
pengobatan
|
a.
Tinjau ulang proses penyakit dan harapan
masa depan
b.
Berikan informasi yang tepat.
c.
Identifikasi sumber stress
d.
Tekankan pentingnya perencanaan waktu
istirahat.
e.
Berikan informasi tanda dan gejala dari
hipotiroid
|
Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menentukan pilihan
berdasarkana informasi
Berat ringannya keadaan,
penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan.
Faktor psikogenik
seringkali sangat penting dalam memunculkan/ eksaserbasi dari penyakit ini.
Mencegah munculnya
kelelahan.
Pasien yang mendapat
pengobatan hipertiroid besar kemungkinan
mengalami
hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5
tahun
kedepan
|
7.
|
Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan
perubahan fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur
|
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali
perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
KH :
1. Klien
dapat mempertahankan orientasi realita umumnya
2. Klien
mengenali perubahan dalam berfikir/perilaku dan faktor penyebab
|
a. Kaji
proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang.
b. Catat
adanya perubahan tingkah laku.
c. Kaji
tingkat ansietas
d. Ciptakan
lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
e. Orientasikan
pasien pada tempat dan waktu.
f. Anjurkan
keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
g. Kolaborasi
pemberian obat sesuai indikasi seperti sedatif/tranquilizer, atau
obat anti psikotik.
|
Menentukan
adanya kelainan pada proses sensori
Kemungkinan
terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau mungkin berkembang menjadi
psikotik yang
sesungguhnya.
Ansietas
dapat merubah proses pikir.
Penurunan
stimulasi eksternal dapat menurunkan
hiperaktifitas/refleks,
peka rangsang saraf, halusinas pendengaran.
Membantu
untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran pada realita/ lingkungan
Membantu dalam mempertahankan sosialisasi dan orientasi
pasien. Meningkatkan relaksasi, menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi
untuk meningkatkan proses pikir.
|
D. EVALUASI
Hasil yang
diharapkan adalah :
1.
Klien akan mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2.
Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang
peningkatan tingkat energi
3.
Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4.
Klien akan mempertahankan kelembaban membran
mukosa mata, terbebas dari ulkus
5.
Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai
tingkat dapat diatasi
6.
Klien akan melaporkan pemahaman tentang
penyakitnya
7.
Mempertahankan orientasi realitas umumnya,
mengenali perubahan dalam berfikir / berperilaku dan faktor penyebab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis)
merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini
berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila
suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat
mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat
berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi,
selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis.
Pada penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid
memerlukan asuhan keperawatan yang komprehensif karena disamping faktor efek
penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress psikologi.
B. Saran
Dengan
dibuatnya makalah ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para
pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan penyakit
hipertiroidisme serta pengobatan dan penatalaksanaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar